MANAJEMEN LINGKUNGAN
ABSTRAK
Topik kelestarian lingkungan adalah menarik perhatian meningkat di
kalangan sarjana manajemen. Meskipun penting untuk manajer, karyawan,
pelanggan dan stakeholder lainnya, namun, ada studi penelitian sangat sedikit
yang menganggap peran sistem manajemen sumber daya manusia dalam organisasi
berusaha untuk mencapai kelestarian lingkungan. Jadi ada kebutuhan yang
berkembang untuk integrasi manusia pengelolaan lingkungan ke dalam manajemen
sumber daya manusia (HRM) - HRM hijau - praktik penelitian. Hijau HR adalah
penggunaan kebijakan HRM untuk mempromosikan penggunaan berkelanjutan sumber
daya dalam organisasi bisnis dan, lebih umum, mempromosikan penyebab kelestarian
lingkungan. Inisiatif hijau dalam bentuk HRM bagian dari program yang lebih
luas dari tanggung jawab sosial perusahaan. Hijau HR melibatkan dua elemen
penting: praktik HR ramah lingkungan dan pelestarian modal pengetahuan.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk detil model proses HR terlibat dalam
proses hijau HRM atas dasar suatu litera mendatang vailable on green HR.
Literatur telah diklasifikasikan atas dasar proses entry-to-keluar di HRM
(dari perekrutan untuk keluar), mengungkapkan peran yang proses HR bermain
dalam menerjemahkan kebijakan SDM reen g dalam praktek. Makalah ini juga
membahas sifat dan tingkat inisiatif HR Hijau dilakukan oleh ITC Terbatas
sebagai studi kasus.
|
Latar
Belakang
Pengelolaan
lingkungan menjadi topik yang menarik
perhatian
bagi banyak pihak di seluruh dunia, sebab berhubungan
dengan upaya
produktivitas dan upaya pembangunan yang
berkelanjutan. Di Indonesia,
permasalahan ini telah ditetapkan
melalui
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 75 tahun 1994
bahwa setiap
orang yang menjalankan suatu bidang usaha atau
kegiatan
wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan
hidup yang
serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan
yang
berkelanjutan.
Sejalan
dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup,
pada dekade
1990-an timbul pertanyaan penting bagi kalangan
perindustrian.
Apakah isu lingkungan dapat dimasukkan sebagai
faktor
positif ke dalam strategi usaha mereka? Bukan sebagai
penghambat
upaya mereka memperbaiki struktur biaya produk
dan jasa (Yance, 2004). Di sisi lain, kasus
pencemaran yang
mencuat
secara tidak langsung mendorong pemilik badan usaha
untuk
menerapkan pengelolaan limbah industrinya. sebab hal ini
tidak
terlepas dari sorotan tajam masyarakat yang menuntut hakhaknya untuk
mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih
sehat
(Kimberly, 2002).
Perumusan Masalah
Perumusan
masalah yang dapat rumuskan dalam
penelitian
ini adalah bagaimana mengupayakan sebuah bentuk 3
pengelolaan
limbah industri di Pabrik Gula Modjopanggoong
dalam upaya
penerapan produksi bersih
TUJUAN DAN
MANFAAT
Untuk
mendapatkan strategi pengelolaan limbah industri
gula di
Pabrik Gula Modjopanggoong dalam upaya penerapan
produksi
bersih (cleaner production), tujuan penelitian dapat
dibagi dalam 3 point penting yakni:
1. Mengetahui kondisi eksisting Pabrik Gula
Modjopanggoong.
2. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan
sistem
manajemen lingkungan Pabrik Gula
Modjopanggoong.
3. Mengusulkan sebuah upaya perbaikan yang
berkenaan dengan upaya pengelolaan
limbah industri
yang berbasis produksi bersih.
Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini
mempunyai beberapa
manfaat untuk kedepannya, khususnya
bagi perusahaan yang
bersangkutan, antara lain:
1. Sebagai bentuk rekomendasi untuk perusahaan yang
bersangkutan guna mencapai
improvement yang lebih
baik.
2. Sebagai upaya untuk mengurangi
toksisitas bahan
baku dan bahan pembantu yang
digunakan dalam
proses produksi.
3. Menciptakan tatalaksana operasi
yang sesuai dan
tepat guna.
4. Mampu meningkatkan efisiensi
sistem produksi
terhadap perusahan terkait.
5. Meminimalisir terjadinya
degradasi, pencemaran,
atau kerusakan lingkungan yang
disebabka
landasan teori
Lingkungan fisik kota
terbentuk oleh berbagai unsur tiga dimensi: sifat rancangan; lokasi dan kaitan posisi elemen satu dengan elemen lainnya, merupakan faktor penentu kejelasan ciri-sifat lingkungan
tersebut (Sudrajat, 1984). Meskipun unsur pembentuk lingkungan perkotaan di
berbagai tempat pada dasarnya relatif sama, tetapi susunannya selalu berlainan,
sehingga bentuk, struktur dan pola lingkungan yang dapat dipahami dan dicerna
manusia pada tiap lingkungan kota senantiasa berbeda-beda.
Kritik dan
saran
Dengan adanya
tuas ini kita tau bagaimana tentang menejemen lingkungan bgaimana kita
merealisasikan masalh yang ada
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar