Kamis, 03 Oktober 2013

menejemen lingkungan


MANAJEMEN LINGKUNGAN

ABSTRAK
   
          Topik kelestarian lingkungan adalah menarik perhatian meningkat di kalangan sarjana manajemen. Meskipun penting untuk manajer, karyawan, pelanggan dan stakeholder lainnya, namun, ada studi penelitian sangat sedikit yang menganggap peran sistem manajemen sumber daya manusia dalam organisasi berusaha untuk mencapai kelestarian lingkungan. Jadi ada kebutuhan yang berkembang untuk integrasi manusia pengelolaan lingkungan ke dalam manajemen sumber daya manusia (HRM) - HRM hijau - praktik penelitian. Hijau HR adalah penggunaan kebijakan HRM untuk mempromosikan penggunaan berkelanjutan sumber daya dalam organisasi bisnis dan, lebih umum, mempromosikan penyebab kelestarian lingkungan. Inisiatif hijau dalam bentuk HRM bagian dari program yang lebih luas dari tanggung jawab sosial perusahaan. Hijau HR melibatkan dua elemen penting: praktik HR ramah lingkungan dan pelestarian modal pengetahuan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk detil model proses HR terlibat dalam proses hijau HRM atas dasar suatu litera mendatang vailable on green HR. Literatur telah diklasifikasikan atas dasar proses entry-to-keluar di HRM (dari perekrutan untuk keluar), mengungkapkan peran yang proses HR bermain dalam menerjemahkan kebijakan SDM reen g dalam praktek. Makalah ini juga membahas sifat dan tingkat inisiatif HR Hijau dilakukan oleh ITC Terbatas sebagai studi kasus.
Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan menjadi topik yang menarik
perhatian bagi banyak pihak di seluruh dunia, sebab berhubungan
dengan upaya produktivitas dan  upaya  pembangunan yang
berkelanjutan.  Di Indonesia,  permasalahan ini  telah ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 75 tahun 1994
bahwa setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha atau
kegiatan wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan
hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan
yang berkelanjutan.
Sejalan dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup,
pada dekade 1990-an timbul pertanyaan penting bagi kalangan
perindustrian. Apakah isu lingkungan dapat dimasukkan sebagai
faktor positif ke dalam strategi usaha mereka? Bukan sebagai
penghambat upaya mereka memperbaiki struktur biaya produk
dan  jasa (Yance, 2004). Di sisi lain, kasus pencemaran yang
mencuat secara tidak langsung mendorong pemilik badan usaha
untuk menerapkan pengelolaan limbah industrinya. sebab hal ini
tidak terlepas dari sorotan tajam masyarakat yang menuntut hakhaknya untuk mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih
sehat (Kimberly, 2002).

Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat rumuskan dalam
penelitian ini adalah bagaimana mengupayakan sebuah bentuk 3
pengelolaan limbah industri di Pabrik Gula Modjopanggoong
dalam upaya penerapan produksi bersih


TUJUAN DAN MANFAAT
Untuk mendapatkan strategi pengelolaan limbah industri
gula di Pabrik Gula Modjopanggoong dalam upaya penerapan
produksi bersih  (cleaner production),  tujuan penelitian dapat
dibagi dalam 3 point penting yakni:
1. Mengetahui kondisi  eksisting Pabrik Gula
Modjopanggoong.
2. Melakukan evaluasi dari  pelaksanaan  sistem
manajemen lingkungan Pabrik Gula
Modjopanggoong.
3. Mengusulkan sebuah  upaya perbaikan yang
berkenaan dengan upaya pengelolaan limbah industri
yang berbasis produksi bersih.
Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini mempunyai beberapa
manfaat untuk kedepannya, khususnya bagi perusahaan yang
bersangkutan, antara lain:
1. Sebagai bentuk rekomendasi  untuk perusahaan yang
bersangkutan guna mencapai improvement yang lebih
baik.
2. Sebagai upaya untuk mengurangi toksisitas bahan
baku dan bahan pembantu yang digunakan dalam
proses produksi.
3. Menciptakan tatalaksana operasi yang sesuai dan
tepat guna.
4. Mampu meningkatkan efisiensi sistem produksi
terhadap perusahan terkait.
5. Meminimalisir terjadinya degradasi, pencemaran,
atau kerusakan lingkungan yang disebabka

landasan teori
Lingkungan fisik kota terbentuk oleh berbagai unsur tiga dimensi: sifat rancangan; lokasi dan kaitan posisi elemen satu dengan elemen lainnya, merupakan faktor penentu kejelasan ciri-sifat lingkungan tersebut (Sudrajat, 1984). Meskipun unsur pembentuk lingkungan perkotaan di berbagai tempat pada dasarnya relatif sama, tetapi susunannya selalu berlainan, sehingga bentuk, struktur dan pola lingkungan yang dapat dipahami dan dicerna manusia pada tiap lingkungan kota senantiasa berbeda-beda.

Kritik dan saran
Dengan adanya tuas ini kita tau bagaimana tentang menejemen lingkungan bgaimana kita merealisasikan masalh yang ada
Daftar pustaka